Setelah menginap di Bandung, rombongan Charlie Chaplin melanjutkan perjalanan menuju Garut, 25 Maret 1936. Charlie dalam kunjungannya ke Pulau Jawa yang kedua kali tersebut ditemani oleh Paulette dan ibunya, Alta Mae Goddard. Sejak mendarat di Cililitan Batavia, mereka melakukan perjalanan menggunakan mobil melewati Puncak[1].
Category: Tokoh
Charlie Chaplin, Kapok Naik Kereta Api
“There is no room in the carriages, so we sat in dining room all the way. We are smothered with smoke and dirt from the engine. You decide not to travel again by train,” – Sydney John Chaplin.
Frans Hukom, Pemain Bandung di Piala Dunia 1938
Persib Bandung berhadapan dengan Persatuan Sepakbola Makassar (PSM), Selasa, 14 Februari 2023. Pertemuan dua tim mantan perserikatan ini akan menghadirkan permainan yang menarik. Secara klasemen, kedua tim sama-sama berada di papan atas dan sedang berlomba menjadi terbaik di Indonesia musim 2022/2023 ini.
Ambisi Membuat Jalur Kereta Bandung-Ciletuh
“Tetapi di mana pada usia saya, saya mengesampingkan setiap mimpi dan semua visi masa depan untuk lebih menyibukkan diri dengan “Memento Mori” yang berulang hampir setiap hari.” – R. A. Eekhout, dalam sebuah pidato, dua bulan menjelang kematiannya[1].
Penerbangan Pertama di Atas Kota Bandung
Aktifitas penerbangan di Bandung mulai menggeliat di tahun 1917. Di tahun tersebut, Engelbert Van Bevervoode mulai merintis lapangan terbang kecil di Rancaekek, satu kawasan yang berjalarak sekitar 21 km ke arah timur Kota Bandung. Kapten penerbang kelahiran Balangnipa, Sulawesi ini merupakan instruktur bagi para penerbang di lapangan udara Kalijati Subang. Pembangunan landasan udara di Rancaekek...
Saat Chaplin Berkeliling di Kota Bandung
Charlie Chaplin kembali mengunjungi Hindia Belanda di tahun 1936. Kunjungannya kali ini didampingi oleh Paulette Goddard dan ibu dari Paulette.
Rancaekek, Lapangan Udara Perintis di Bandung
Setelah mendirikan lapangan udara di Kalijati, Proefvliegafdeling (PVA/divisi uji terbang) mencari tempat yang baru. Bandung menjadi target pendirian tempat berlatih para penerbang. Selain disediakan sebagai sekolah untuk pilot-pilot baru, penelitian terhadap udara di atas pegunungan menjadi pendorong berdirinya lapangan udara di kawasan Cekungan Bandung.
Kisah Penerbangan di Hindia Belanda, dari Kalijati ke Bandung
“Ketika kami berjalan ke Noordwijk pada hari Sabtu sore sekitar pukul setengah delapan, kami tiba-tiba mendengar dengungan mengerikan di udara, yang pada pemeriksaan lebih dekat tampaknya berasal dari mesin terbang.[1]”
Gedung BPI ITB, Kuil Ilmu di Bandung
“Tanpa desain baru, seni adalah sebuah mayat” – Winston Churchill[1].
Hotel Preanger yang Memukau Chaplin
Bandung, 30 Maret 1932, hari baru saja berganti malam, sementara angin mulai menusuk tulang.