Di masa Belanda, salah satu objek wisata yang terkenal di Priangan adalah Curug Citambur. Meskipun cukup tersembunyi dan sulit dijangkau, air terjun ini menjadi tujuan favorit bagi para wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam di Bandung dan Cianjur Selatan.
Secara administratif, Curug Citambur yang mempunyai tinggi 130 meter ini berada di Desa Karangjaya, Kecamatan Pasirkuda, Kabupaten Cianjur. Di masa kolonial, orang-orang Belanda menyebut air terjun ini sebagai air terjun tertinggi di Pulau Jawa. Sebagai catatan, air terjun tertinggi di Pulau Jawa sekarang adalah air terjun Madakaripura di Jawa Timur.
Selain mempunyai potensi wisata, air terjun Citambur menyimpan energi yang bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. R. A. Eekhout melalui perusahaan Wijnkoopsbaai Exploratie Maatschappij pernah mempunyai rencana untuk membangun pembangkit listrik tenaga air di Citambur. Rencana ini berikaitan dengan pembangunan jalur kereta api listrik yang menghubungkan Bandung dan Ciletuh di awal abad 20.
Baca Juga: Ambisi Membuat Jalur Kereta Bandung-Ciletuh

Menurut majalah Mooi Bandoeng tahun 1933, perjalanan Bandung-Perkebunan Citambur menggunakan mobil membutuhkan waktu 2,5 jam lebih. Sepanjang perjalanan, para pengunjung akan disuguhi pemandangan alam seperti Gunung Malabr dan Gunung Tilu. Selepas Ciwidey, pengunjung bisa merasakan gelapnya hutan purba di Gunung Patuha.
Jika perjalanan satu hari dari Kota Bandung terasa terlalu berat, pengunjung bisa istirahat di Pasanggrahan Rantjabali, dekat Telaga Patengang, dengan bantuan akomodasi dari Bupati di Bandoeng. Dari Pasanggrahan, pengunjung dapat mengunjungi air terjun Cipelah, Cisaboek, dan Citambur setelah melewati perusahaan-perusahaan teh “Telaga Patengan”, “Sukahati”, dan “Sperata”.
S. A. Reitsma dan Hoogland menulis, perjalanan menuju Citambur melewati pemandangan yang sangat indah. Pengunjung akan diajak untuk menyusuri jalan zigzag melalui hutan sampai perusahaan teh “Citambur”. Dari sana, para pengunjung harus berjalan kaki sekitar 1 jam menuju dinding batu. Dari dinding batu ini, mereka dapat dengan mudah turun ke kaki air terjun dan menikmati keindahan alam yang spektakuler.
Berbeda dengan masa lalu, sekarang kita akan lebih mudah mencapai Curug Citambur karena akses jalan yang semakin membaik. Dari arah pertigaan Perkebunan Teh Rancabali, kita bisa menyusuri jalan raya menuju Pasar Sinumbra dengan sajian kulinernya yang terkenal, Kue Balok Abah Ason. Dari Sinumbra, perjalanan dapat diteruskan dengan menyusuri jalan yang menuju Pagelaran Cianjur, melewati Cipelah. Jalan ini melewati beberapa air terjun, dan salah satunya air terjun Citambur.
Dengan ketinggian 130 meter, air terjun Citambur menjadi tujuan wisata favorit untuk dikunjungi dari masa kolonial sampai sampai sekarang. Air terjun ini menawarkan pengalaman liburan yang tak terlupakan
Sumber:
Majalah Mooi Bandoeng, edisi No. 2, Bulan Agustus 1933.
S. A. Reitsma dan W. H. Hoogland. 1927. Gids van Bandoeng en Midden-Priangan. Bandung: N. V. Mij. Vorking.
Leave a Reply