Harta Karun di Gedung Sate - Sejarah Bandung

Harta Karun di Gedung Sate

Harta Karun di Gedung Sate

Di tahun 1920-an, pemerintah Hindia Belanda membangun Gedung Sate di Bandung. Gedung ini merupakan gedung kantor untuk Departement Verkeer en Waterstaat (Departemen Pekerjaan Umum dan Pengairan). Semula, gedung ini merupakan bagian dari kompleks perkantoran pemerintah Hindia Belanda atau Gouvernements Bedrijven.

Di dalam gedung yang dibangun pada tahun 1920 sampai 1924, pemerintah membangun sebuah ruang untuk perpustakaan. Perpustakaan bernama De Centrale Bibliotheek ini ditempatkan di sayap selatan, menghadap kota, dengan jendela melengkung tinggi.

Baca Juga: Rumah Sate, Asal Usul Julukan Gedung Sate

Dalam catatan D. M. G. Koch di Majalah Mooi Bandung[1], perpustakaan ini memuat 250000 buku yang didapat dari perusahaan kereta api, dinas pos, telegraf dan telepon, dan dinas pertambangan. Perpustakaan ini menjadi perpustakan terbesar di Hindia Belanda untuk kategori ilmu pengetahuan. Sementara untuk kategori umum, perpustakaan Gedung Sate menjadi yang terbesar kedua setelah perpustakaan “Bataviaasch Genootschap[2]”.

Salah satu karya penting yang menjadi koleksi adalah buku tentang fauna di Ambon karya Georg Ebenhard Rumphius berjudul Amboinsche Rariteitkamer (Buku kotak keajaiban Pulau Ambon, yang berisi gambar-gambar tumbuhan dan binatang laut yang ada di pantai perairan Pulau Ambon. Ada pula buku karya Thomas Stamford Raffles tentang Sejarah Jawa, The History of Java.

Untuk memudahkan pencarian buku, perpustakaan Gedung Sate dilengkapi oleh sistem Klasifikasi Desimal Dewey. Sistem ini mempermudah dalam proses pencarian buku dan meminimalisir kesalahan penempatan buku. Perpustakaan ini buka setiap hari kerja pukul 8 sampai 13 siang, dan sampai pukul 12 di hari Sabtu. Karena koleksinya yang banyak dan lengkap, orang belanda menyebutnya sebagai harta karun.

Sumber Gambar: KITLV
Majalah Mooi Bandoeng, Jaargang 2, Agustus 1934.

Referensi:

[1] Koch, DMG. 1934. De Centrale Bibliotheek van het Departement van Verkeer en Waterstaat. Majalah Mooi Bandoeng, Jaargang 2, Agustus 1934. Bandung: A. C. Nix &Co. hal. 22.

[2] Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (BG) berdiri tahun 1778. Lembaga ini merupakan lembaga independen yang didirikan untuk tujuan memajukan penetitian dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang-bidang ilmu biologi, fisika, arkeologi, kesusastraan, etnologi dan sejarah, Berta menerbitkan hash penelitian. Gedung yang dimiliki oleh lembaga ini sekarang dipakai menjadi Museum nasional. (Sumber: https://www.museumnasional.or.id/tentang-kami)

Leave a Reply

Your email address will not be published.