Kereta api memasuki Kota Bandung di pertengahan tahun 1884. Kedatangan alat transportasi modern ini membuat Ibukota Karesidenan Priangan tersebut menjadi kota terbuka, dan lebih mudah diakses. Kereta api menyulap Bandung yang selalu dianggap sebagai sebuah kampung di tengah pegunungan menjadi sebuah kota besar. Selain membantu mobilitas manusia, kereta api juga membantu mobilitas barang dari dan ke arah Bandung.
Rel kereta api di dalam kota dimanfaatkan oleh beberapa perusahaan untuk memudahkan mereka mengangkut barang. Sebagai contoh, ada beberapa Pabrik Tapioka yang mempunyai jaringan rel kereta api sendiri di peta lama. Jalur ini menghubungkan gudang mereka dengan jalur utama yang membelah kota.

Salah satu perusahaan yang juga mempunyai jalur kereta sendiri adalah perusahaan ekspedisi bernama Java Veem. Perusahaan yang berdiri pada tahun 1896[1] ini membuka kantor dan gudang di Jalan Braga. Lokasinya sekarang dekat dengan persilangan rel kereta api dan ditempati oleh Bank Mandiri.
Selain di dalam Kota Bandung, Java Veem juga kemudian membuka gudang di Ciwidey dan Banjaran, setelah keduanya dihubungkan dengan jaringan rel kereta api di tahun 1920-an. Dekatnya pergudangan Java Veem dengan kereta api, tentu supaya barang-barang tersebut gampang diangkut melalui kereta, terutama ke Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta.

Di satu Sabtu, pernah ada kecelakaan kereta api barang di jalur gudang Java Veem. Karena kelalaian masinis, gerbong kereta barang yang ada di ekor rangkaian kereta menabrak dan melewati pembatas. Menurut koran Preanger Bode bertarikh Senin, 28 Oktober 1912[2], kesalahan masinis mengontrol kecepatan kereta membuat gerbong-gerbong itu menuju Jalan Braga dan menutupi sebagian lebar jalan.
Tidak ada korban dalam kecelakaan ini. Rangkaian gerbong yang melintang di Jalan Braga dapat dibereskan sehingga Jalan Braga kembali rapi di Hari Senin.
[1] Java Veem, Het. https://www.colonialbusinessindonesia.nl/en/database-en/catalog/item/java-veem-het diakses 2 Agustus 2022)
[2] Onvoorzichtigheid. De Preanger Bode. 28 Oktober 1912.
Leave a Reply