Penerbangan Pertama di Atas Kota Bandung - Sejarah Bandung

Penerbangan Pertama di Atas Kota Bandung

Penerbangan Pertama di Atas Kota Bandung

Aktifitas penerbangan di Bandung mulai menggeliat di tahun 1917. Di tahun tersebut, Engelbert Van Bevervoode mulai merintis lapangan terbang kecil di Rancaekek, satu kawasan yang berjalarak sekitar 21 km ke arah timur Kota Bandung. Kapten penerbang kelahiran Balangnipa, Sulawesi ini merupakan instruktur bagi para penerbang di lapangan udara Kalijati Subang. Pembangunan landasan udara di Rancaekek ini tidak lepas dari tujuan Belanda untuk mempelajari pola udara di sekitar Bandung.

Pendirian lapangan terbang di Rancaekek memang cukup menyulitkan. Pasalnya, Rancaekek terkenal sebagai tempat yang rendah, basah, dan sering dilanda banjir. Keadaan yang tidak menguntungkan ini membuat Engelbert dan rekan-rekannya kemudian memutuskan untuk memindahkan lapangan terbang ke Sukamiskin.

Baca juga: Rancaekek, Lapangan Udara Perintis di Bandung

Meskipun mendapat tantangan alam yang berat, Engelbert berhasil melakukan beberapa penerbangan penting. Misalnya, beberapa keberhasilan menembus udara di atas pegunungan sekitar Bandung, terutama Gunung Tangkubanperahu. Kemudian penjelajahan udara di sekitar Bandung, termasuk keberhasilan menerbangkan pesawat di atas Kota Bandung untuk pertama kali, di tahun yang sama.

Penerbangan pertama di atas kota Bandung dilakukan hari Rabu, 6 Juni 1917. Engelbert menerbangkan pesawatnya dari landasan yang mempunyai panjang 800 meter, pukul setengah 8 pagi. Keberhasilan penerbangan ini tidak lepas dari dukungan cuaca Rancaekek yang cerah. Kawasan yang terkenal basah dan sering banjir tersebut tidak diguyur hujan selama 8 hari. Dua bulan sebelumnya, satu pesawat terguling di landasan, karena kakinya tenggelam dalam lumpur[1].

Baca juga: Kisah Penerbangan di Hindia Belanda, dari Kalijati ke Bandung

Benda yang melayang-layang di atas Kota Bandung itu membuat warga kota serentak melihat dan menunjuk ke arah langit. Sebagian dari mereka menyebut pesawat itu dengan sebutan “kapal udara”[2]. Pesawat tersebut datang dari arah timur menuju arah barat kota. Di ketinggian 5000 kaki, pesawat kemudian berputar sebelum kembali ke arah timur.

Keberhasilan penerbangan ini membuat Engelbert bersemangat untuk menjelajah langit di sekitar Bandung, termasuk di atas gunung-gunung sekitar. Penerbangan di atas Gunung Tangkuban Perahu misalnya, dapat dilakukan beberapa minggu kemudian[3].

Gambar: Engelbert van Bevervoorde di Kalijati, Subang. Sumber: Kolonialemonumenten.nl

Referensi:
[1] Vliegterrein. De Locomotief. 29 Mei 1917.
[2] Een vlieger boven Bandoeng. De Preangerbode, Avond Editie. 06 Juni 1917.
[3] Over de bergen. De Preanger-bode (Avon Editie). 23-06-1917

Leave a Reply

Your email address will not be published.